Kamis, 16 April 2015

Coba Mulai Duluan

Hidup selama delapan belas tahun ngasih banyak banget pelajaran. Walaupun kata orang masih 'bau kencur' tapi ga sebau kencur bayi baru lahir. Banyak banget hal-hal yang membuka mata gue tentang fakta kehidupan bahwa ga semuanya itu manis, ga semuanya itu jujur, dan yang paling terpenting ga ada yang abadi.

Mulai dari yang manis-manis.
Mungkin pas masih bocah minta ini itu diturutin, pas udah cukup dewasa jangan harep minta ini itu diturutin. Malahan seringan diomelin kalo kebanyakan permintaan. Disaat ini, mulai berlaku juga simbiosis mutualisme. Kalo kita ga menguntungkan, ya palingan dilepeh kaya permen karet yang ga manis. Selain itu apaapa mulai pilih-pilih, bahkan temen aja dipilih banget. Kita ga bisa temenan kalo ga punya kesamaan ini itu. Padahal pas jaman baheula, anak kecil (kita beberapa tahun lalu) bisa main dengan siapapun. Terus terus, mulai bermunculan kata-kata yang menurut gue merusak kepribadian orang. Dikit-dikit bilang 'baper', 'omdo', 'jayus', and many more. Setiap kata yang terucap punya kekuatan tersendiri bagi setiap yang mendengar. Kalo yang denger orang apatis yaudah dianggep kentut ga bunyi. Kalo didenger orang yang lemah lembut mungkin dia bisa mikirin semalem suntuk, sebulan purnama, atau bahkan setahun kambing hutan. Intinya, yang manis-manis mulai berkurang atau bahkan udah jadi pahit.
Coba mulai duluan: 
"Setiap pribadi yang hadir dalam diri kamu penting loh, tanpa peduli dia kasih hal yang manis atau pahit!"
Lanjut ke yang jujur nih.
Pas kecil kalo nanya pendapat temen sepermainan pasti dijawab dengan jujur dan sepenuh hati. Kalo sekarang, ibaratnya kita dituntut percaya sama diri sendiri karena 'banyak' yang bertujuan jatuhin ke jurang terdalam tanpa padang bulu. Hal-hal sepele juga mulai dipermasalahkan. Yang paling kasian kalo hal sepele itu dipermasalahkan sama banyak orang dan berlarut-larut. Yakin ga sayang sama tenaga lo? Jaman sekarang udah ga jamannya nyerang pake otot, use your brain! Kejujuran itu ga perlu dipaksa kalo menurut gue. Kenapa? Semuanya itu tetep bergantung pada pribadi sendiri, kita sebagai orang lain cuma bisa mengingatkan dan menganjurkan, tidak untuk memaksa. Percuma dipaksa nanti pas ga ada kita tetep ga jujur. Definisi jujur juga cukup abstrak sih. Gue juga gatau gue bisa digolongkan orang jujur apa engga, menurut gue sih belum. Jadi gue ga mau terlalu berkoar-koar tentang kejujuran.Intinya, kejujuran itu putih.
Coba mulai duluan:
"Sejalankan pikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatan!"
Terakhir keabadian.
Kita ga akan pernah tau apa yang akan terjadi satu menit, satu jam, satu hari, pokoknya masa yang akan datang deh. Waktu emang ga punya kaki, tapi dia terus berjalan dan ga akan mundur. Itu makanya kita harus bisa menggunakannya dengan cukup baik atau lebih bagus lagi kalau sangat baik. Selain itu, tiap hari kita bisa aja ketemu orang baru tanpa tahu bagaimana cerita mereka. Dari hal kecil yang ga terduga sampai hal besar, pasti punya maksud tersendiri. Intinya, kalau hidup itu abadi pasti ga akan seru karena ga akan ada kata 'datang' dan 'pergi'.
Coba mulai duluan:
"Mulai ingatkan pada diri sendiri dan orang disekeliling kalau kita berharga!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar