Rabu, 15 April 2015

Every time I always......

Setiap saat aku selalu berpikir, padahal yang ku pikirkan hanyalah itu-itu saja. Namun, tak disadari bahwa setiap harinya sangat banyak hal yang ku pikirkan. Pikiran positif maupun negatif.
Setiap saat aku selalu berbicara, padahal seringkali yang ku bicarakan hanyalah basa-basi saja. Tanpa suatu topik jelas namun seringkali menjadi sangat mengasyikkan. Atau dengan topik yang jelas namun seringkali menjadi sangat membosankan. Itu semua terjadi tanpa ku duga.
Setiap saat aku selalu melihat, mulai dari hal besar sampai hal kecil yang amat terperinci. Sepasang mata yang sempurna membuat ku amat bahagia. Karena dapat melihat. Melihat kekuasaan Tuhan melalui dunia tempatku berpijak dan melalui pemandangan-pemandangan yang luar biasa menakjubkannya. Namun mata yang sempurna ini juga mampu membuat ku meneteskan air mata, ketika sebuah hal-hal yang sangat tak wajar terjadi. Sebuah keterpurukkan masyarakat. Sebuah pendiskriminasian golongan ras, agama, suku. Sebuah kerusakan lingkungan atau bencana alam. Dan berbuah-buah lainnya yang tak mungkin dijelaskan satu per satu. Kita semua tahu itu.
Setiap saat aku selalu mendengar, mulai dari pujian yang menyenangkan dan caci maki yang menyakitkan. Pujian dari oranglain untuk ku. Pujian dari ku untuk orang lain. Pujian dari orang lain untuk orang lain. Banyak pujian yang memang pantas ku terima. Namun banyak pujian pula yang sangat pantas untuk menjatuhkan diriku. Dengan cara membuatku terlena akan semua pujian itu atau dengan cara pujian kemunafikan. Munafik. Banyak orang yang menggunakan sebuah topeng hanya untuk menjatuhkan orang lain. Dengan cara berpura-pura terlihat elok, baik, atau bahkan suci. Dan ternyata itu hanya sebuah rekayasa semata. Percayalah, aku tak seperti itu. Aku percaya ini, untuk menjadi orang yang luar biasa tak perlu menjadi nomor satu. Hanya perlu melaksanakan tugas dan fungsi diri sendiri sebaik mungkin. Maka itulah yang disebut luar biasa. Jadi untuk apa saling menjatuhkan? Alangkah baiknya semua orang saling membangun satu sama dengan yang lain. Bukan hanya pujian saja yang membuat ku sempat terjatuh, namun caci maki juga. Caci maki dari orang-orang yang tak menyukai ku. Caci maki dari orang-orang yang ingin menjatuhkan ku. Namun sayangnya, itu hanya mampu menggelitik diriku untuk sedikit menertawakan tingkah mereka. Pemahaman kehidupan setiap orang memang berbeda. Antara aku dan kamu, kita dan mereka. Entahlah.
Setiap saat aku selalu berjalan mengarungi hidup ini. Yang ku tahu, aku harus tetap berjalan sampai di 'ujung' yang entah dimana adanya. Baik itu berjalan maju atau pun berjalan mundur demi sampai ke 'ujung'. Disaat sebuah pilihan datang, itu bagaikan sebuah persimpangan jalan. Membuatku bingung dan terdiam dalam waktu yang lama demi memikirkannya matang-matang. Apakah yang harus aku pilih? Pertanyaan yang selalu ada dipikiran ku disaat seperti ini. Setelah waktu berpikir yang amat lama......... Ku sadari aku harus mampu memilih satu pilihan diantara pilihan yang ada demi kelangsungan hidupku dan demi perjalananku ke 'ujung'. Setelah memilih, ku yakinkan diriku bahwa yang ku pilih merupakah pilihan paling tepat demi sebuah tujuan yang jelas. Sebuah tujuan jelas yaitu kebahagiaan duniawi dan surgawi. Atau demi melanjutkan perjalanan mengarungi hidup hingga di ujung jalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar